Meski harus menyaksikan tim kesayangannya gagal, pendukung Indonesia tetap mampu menunjukan sportivitasnya. Tidak seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, para fans Pasukan Garuda meninggalkan Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta Pusat, dengan tertib.
Pendukung Indonesia tetap bersemangat ketika meninggalkan Senayan. Bunyi terompet, kibaran bendera, dan suara nyanyian masih terdengar di seputaran Stadion GBK.
Ini sesuai komitmen kita sejak awal, apa pun hasilnya kita terima dengan baik. Ini juga menunjukan bila suporter kita sudah mampu menunjukan sikap dewasa. Yang terpenting dukungan untuk Pasukan Garuda tidak surut.
Lain halnya yang di alami oleh suporter Indonesia yang menulis email tentang keluh kesahnya saat menjadi suporter Indonesia di stadion Bukit Jalil Malaysia tanggal 26 Desember lalu, berikut penuturannya :
Dengan asumsi situasi di stadion Malaysia akan lebih tertib dibandingkan stadion GBK, saya bersama 2 anak dan 2 keponakan memutuskan untuk menonton pertandingan sepak bola antara tim Indonesia melawan Malaysia di stadion Bukit Jalil pada hari Minggu 26 Desember 2010.
Sejak memasuki stadion sudah mulai terjadi kerusuhan di mana tiba-tiba segerombolan suporter Malaysia menerobos masuk ke area suporter Indonesia. Tidak lama kemudian mulailah gelas/botol air berterbangan dan air mengucur ke area suporter Indonesia.
Kami sempat mempertimbangkan untuk meninggalkan stadion bahkan sebelum babak satu berlangsung setengah jalan karena khawatir melihat situasi yang mulai rusuh.
Ketika akhirnya pertandingan berakhir, kami kecewa bukan hanya karena tim Indonesia harus mengalami kekalahan tetapi lebih karena perlakuan tidak pantas yang kami terima dari para suporter Malaysia.
Sepanjang jalan dari sejak meninggalkan stadion hingga ke jalan raya tempat kami menunggu jemputan para suporter Malaysia meneriakkan cemoohan di belakang telinga kami.
Dalam kepungan suporter Malaysia saya berusaha mengungkapkan bahwa kami sportif menerima kekalahanan sehingga mereka tidak perlu menghina-hina namun tentu saja mereka abaikan itu dan terus berteriak-teriak ke arah kami, yang walaupun tidak sepenuhnya kami pahami kami tahu kata-kata yang dilontarkan cukup kasar.
Lebih mengerikan lagi, ketika kami duduk-duduk di tepian jalan menunggu jemputan, banyak di antara mereka yang sengaja mendekatkan kendaraan ke arah kami seakan hendak menyerempet dengan motor dan mobil, hanya berjarak sekitar 15 cm dari tempat kami duduk.
Belum puas menghina-hina dengan kata-kata, mereka mengolok-olok kami dengan berdiri di belakang kami yang sedang duduk sambil membentangkan bendera Malaysia dan memotret-motret kami. Entah apa maksud mereka.
Sungguh pengalaman yang tidak menyenangkan bersinggungan dengan suporter Malaysia yang sebagian besar-bahkan mereka yang berkendaraan mobil sekali pun bertindak tidak pantas.
Semoga kejadian serupa tidak terjadi di GBK pada pertandingan final besok, semoga suporter Indonesia bisa menunjukkan sikap sportif.
Hai...Suporter Malaysia dewasalah...
dari berbagai sumber
Pendukung Indonesia tetap bersemangat ketika meninggalkan Senayan. Bunyi terompet, kibaran bendera, dan suara nyanyian masih terdengar di seputaran Stadion GBK.
Ini sesuai komitmen kita sejak awal, apa pun hasilnya kita terima dengan baik. Ini juga menunjukan bila suporter kita sudah mampu menunjukan sikap dewasa. Yang terpenting dukungan untuk Pasukan Garuda tidak surut.
Lain halnya yang di alami oleh suporter Indonesia yang menulis email tentang keluh kesahnya saat menjadi suporter Indonesia di stadion Bukit Jalil Malaysia tanggal 26 Desember lalu, berikut penuturannya :
Dengan asumsi situasi di stadion Malaysia akan lebih tertib dibandingkan stadion GBK, saya bersama 2 anak dan 2 keponakan memutuskan untuk menonton pertandingan sepak bola antara tim Indonesia melawan Malaysia di stadion Bukit Jalil pada hari Minggu 26 Desember 2010.
Sejak memasuki stadion sudah mulai terjadi kerusuhan di mana tiba-tiba segerombolan suporter Malaysia menerobos masuk ke area suporter Indonesia. Tidak lama kemudian mulailah gelas/botol air berterbangan dan air mengucur ke area suporter Indonesia.
Kami sempat mempertimbangkan untuk meninggalkan stadion bahkan sebelum babak satu berlangsung setengah jalan karena khawatir melihat situasi yang mulai rusuh.
Ketika akhirnya pertandingan berakhir, kami kecewa bukan hanya karena tim Indonesia harus mengalami kekalahan tetapi lebih karena perlakuan tidak pantas yang kami terima dari para suporter Malaysia.
Sepanjang jalan dari sejak meninggalkan stadion hingga ke jalan raya tempat kami menunggu jemputan para suporter Malaysia meneriakkan cemoohan di belakang telinga kami.
Dalam kepungan suporter Malaysia saya berusaha mengungkapkan bahwa kami sportif menerima kekalahanan sehingga mereka tidak perlu menghina-hina namun tentu saja mereka abaikan itu dan terus berteriak-teriak ke arah kami, yang walaupun tidak sepenuhnya kami pahami kami tahu kata-kata yang dilontarkan cukup kasar.
Lebih mengerikan lagi, ketika kami duduk-duduk di tepian jalan menunggu jemputan, banyak di antara mereka yang sengaja mendekatkan kendaraan ke arah kami seakan hendak menyerempet dengan motor dan mobil, hanya berjarak sekitar 15 cm dari tempat kami duduk.
Belum puas menghina-hina dengan kata-kata, mereka mengolok-olok kami dengan berdiri di belakang kami yang sedang duduk sambil membentangkan bendera Malaysia dan memotret-motret kami. Entah apa maksud mereka.
Sungguh pengalaman yang tidak menyenangkan bersinggungan dengan suporter Malaysia yang sebagian besar-bahkan mereka yang berkendaraan mobil sekali pun bertindak tidak pantas.
Semoga kejadian serupa tidak terjadi di GBK pada pertandingan final besok, semoga suporter Indonesia bisa menunjukkan sikap sportif.
Hai...Suporter Malaysia dewasalah...
dari berbagai sumber
oc,...
ReplyDeletetapi indonesia belum juara...!!